Bruno Mars "Just The Way You Are"

5 April 2011

hehe..ini aku lagi iseng coba2 upload video dari youtube ke blog ini..woahaa suksez bro!

I love this song,,so late me to hear it,,


Oh her eyes, her eyes
Make the stars look like they're not shining
Her hair, her hair
Falls perfectly without her trying

She's so beautiful

And I tell her every day

Yeah I know, I know

When I compliment her
She wont believe me
And its so, its so
Sad to think she don't see what I see

But every time she asks me do I look okay
I say

When I see your face

There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

Her lips, her lips

I could kiss them all day if she'd let me
Her laugh, her laugh
She hates but I think its so sexy

She's so beautiful

And I tell her every day

Oh you know, you know, you know

Id never ask you to change
If perfect is what you're searching for
Then just stay the same

So don't even bother asking

If you look okay
You know I say

When I see your face

There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are

The way you are

The way you are
Girl you're amazing
Just the way you are

When I see your face

There's not a thing that I would change
Cause you're amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause girl you're amazing
Just the way you are


DUA KASUS BERUNTUN CITIBANK

Kepanjen, 3 April 2011

KASUS BERUNTUN CITIBANK:

Penggelapan Dana Nasabah dan Premanisme Debt Collector


Dari berita di berbagai media massa dan elektronik yang kuikuti kabarnya beberapa pekan ini, terlihat banyak membicarakan tentang bencana tsunami dan krisis nuklir di Jepang, problematika PSSI, masalah politik di Libya, kasus Citibank dan lain-lain. Dari sekian banyak berita tersebut, aku mengamati bahwa terdapat dua kasus beruntun yang cukup mencoreng dunia perbankan di Indonesia.


Kasus pertama adalah terungkapnya tindakan penggelapan dana nasabah yang dilakukan oleh pegawai Citibank, Malinda Dee (nama aslinya Inong Malinda), 47 tahun (26/3). Dia menjabat sebagai senior relation manager Citibank. Dia telah bekerja pada bank tersebut selama 22 tahun hingga akhirnya diberhentikan. Kasus tersebut sampai saat ini masih dalam proses penyidikan dari Mabes Polri. Berdasarkan perkembangan terakhir dari sumber Jawa Pos edisi 3 April 2011, selama kurun waktu tersebut dia telah menangani 400 nasabah. Nasabah-nasabah tersebut merupakan nasabah superpremium dengan aset miliaran rupiah. Dari berita terakhir masih 3 korban (nasabah) yang telah melaporkan kerugian uangnya ke Citibank dan ditindaklanjuti ke Bareskrim Polri. Dari ketiga korban tersebut terungkap bahwa Malinda telah melakukan penggelapan dana (pencucian uang) hingga ditaksir lebih dari 17 miliar. Beberapa aset dan properti Malinda yang diduga dari hasil penggelapan tersebut, yang telah teridentifikasi yaitu 5 unit mobil mewah (2 unit Ferari, 1 unit Hummer, 1 unit Mercedes-Benz, dan 1 unit Mercy), apartemen di Jakarta dan Sydney, rumah mewah di Jakarta di kawasan Bintaro, Menteng, dan Kelapa Gading. Dari perkembangan terakhir, polisi saat ini tengah mencari posisi mobil Toyota Alphard yang diduga juga hasil dari penggelapan tersebut. Dalam penyidikan tersebut terungkap juga bahwa Malinda tidak melakukan aksinya sendiri, dia bekerjasama dengan rekannya, Dewi. Dewi membantunya dalam memanipulasi data-data nasabah. Modus yang dilakukan Malinda adalah menyediakan blangko kosong untuk ditandatangani korban (nasabah). Malinda memanipulasi data transaksi dan membuat pencatatan slip transfer fiktif sehingga pelaku dapat mengalihkan dana para korban ke rekeningnya. Dari perkembangan terakhir, motif Malinda dalam melakukan penggelapan masih belum terungkap. Dugaan sementara adalah karena tuntutan gaya hidup mewahnya. Padahal jika dilihat dari segi gaji, gajinya tergolong besar, sekitar 40 juta per bulan (belum termasuk bonus-bonusnya). Melinda terjerat pasal tentang Perbankan dan pasal tentang Tindak Pidana Pencucian Uang. Kasusnya masuk kejahatan perbankan yang punya implikasi moneter. Itu adalah kejahatan kerah putih (white collar crime).


Kasus kedua adalah tindakan premanisme debt collector (juru tagih utang) yang berujung pada kematian nasabah kartu kredit Citibank, Irzen Octo, 50 tahun (29/3). Irzen tewas di kantor Citibank di Jakarta Selatan. Dari perkembangan penyidikan terakhir selain tiga tersangka debt collector tersebut, kasus ini juga melibatkan salah seorang pegawai Citibank. Terkait dengan hal ini, Bank Indonesia sebagai regulator perbankan di Indonesia, memang mengizinkan bank menggunakan jasa pihak ketiga untuk penagihan asalkan tidak melanggar norma hukum dan etika. Jika bank menggunakan jasa orang lain dan melanggar, maka bank tersebut harus bertanggungjawab. Sementara itu, DPR siap ikut ambil bagian dalam kasus penganiayaan nasabah kartu kredit Citibank. Lewat komis XI (membidangi perbankan), dewan akan memanggil pihak Citibank sekaligus Bank Indonesia pada Selasa (5/4).


(sumber Jawa Pos edisi 30 Maret dan 3 April 2011; Surya edisi 2 April 2011)


Hmm..yang sedang kulakukan dalam blog ini sedikit banyak mengingatkan memoriku bersama temen2 sekelas ketika megambil mata kuliah fraud examination dan accounting forensik…Metode perkuliah dari dosen yang sedikit berbeda membuatku merasa banyak hal positif yang kelak akan diperoleh nantinya…. Dalam perkuliahan tersebut, kita sebagai mahasiswa dituntut untuk aktif mencari ilmu, Ilmu tersebut tidak terbatas lewat buku teks, ceramah dosen, atau diskusi kelompok. Hal yang paling menarik adalah tugas mencari artikel tentang skandal fraud (kecurangan) untuk kemudian dikomentari dan menonton film-film fraud untuk kemudian dibuat resensinya. Ada saat-saat tertentu pula kita dengan seijin dosen nonton film bareng di dalam kelas..dengan fasilitas layar LCD, wuihh gak kalah deh dengan bioskop-bioskop twentyOne..hehe..


Tugas-tugas tersebut cukup memperlebar mata dan memperbesar otakku..huahahaha…Kita jadi tahu kejadian-kejadian fraud baik di luar negeri maupun di dalam negeri..Jadi teringat kasus perusahaan ENRON di awal tahun 2002 (yg disebut2 pionernya tindakan fraud di negeri Paman Sam). ENRON merupakan perusahaan besar di AS yang diketahui telah melakukan tindakan manipulasi laporan keuangan dan bersekongkol dengan akuntan publiknya, Arthur Andersen (huh bener2 mencoreng dunia bisnis dan akuntansi). Hikmah dari mengambil matakuliah itu, menurutku cakrawala kita semakin bertambah luas..bahwa sesungguhnya profesi di bidang akuntansi ini mendapatkan banyak tantangan,,ketika kelak kita sudah terjun di dunia pekerjaan, selalu tidak lepas dari adanya potensi terjadinya fraud. Ya, kejahatan terjadi karena ada niat dan kesempatan!!. Harus ada kerjasama dari berbagai pihak untuk menghambat terjadinya fraud. Bisa dibayangkan mumetnya pekerjaan auditor, BPK, atau KPK sekalipun.


Dari kasus Malinda ini (karena ketika tulisan ini diketik kasusnya juga masih diproses oleh pihak berwajib) yang bisa aku komentari adalah..Kalau dari segi niat, kejadian ini bisa terjadi kemungkinan karena tuntutan gaya hidup si pelaku yang sangat hedonis. Kalau dari segi kesempatan, mungkin dapat terjadi karena sistem pengendalian internal perusahaan si pelaku, yang tidak berjalan dengan baik. Pengendalian internal di Citibank ternyata berhasil ditembus oleh kerjasama karyawannya. Ini perlu menjadikan perhatian serius bagi pihak manajemen Citibank. Kesempatan itu juga terjadi karena mungkin lemahnya kontrol dari nasabah-nasabah Malinda sendiri atas aset2 mereka. Mereka selama itu telah tertipu dengan blangko-blangko fiktif yang disodorkan oleh Malinda. Dari berita di media dikatakan bahwa Malinda telah melakukan tindakan itu sejak tiga tahun yang lalu (wah cukup lama juga yaa…sampai akhirnya pihak Citibank menyadari dan melaporkan Malinda kepada Mabes Polri ). Dari berita tersebut Malinda juga tidak melakukan aksinya sendiri, dia diketahui bekerjasama dengan Dewi, yang posisinya di bagian Teller Citibank. Tindakan kerjasama yang dilakukan Malinda dan Dewi ini sedikit banyak mengingatkanku pada film MAD MONEY yang kala itu kutonton bersama temen2 sekelas atas rekomendasi dosen. Film ini secara garis besar menceritakan tentang tindakan fraud yang dilakukan oleh tiga orang karyawan Bank Federal di AS (di Indonesia, ya kaya Bank Indonesia gt). Kerjasama ketiga karyawan tersebut berhasil menembus berlapis-lapisnya pengendalian internal pada Bank tersebut. Sehingga tak terhitung sudah berapa banyak uang yang berhasil mereka curi (di film tersebut diperlihatkan bahwa sampai2 rumah mereka pun tak cukup menampung uang2 itu). Film ini juga dibumbui dengan trik-trik kocak dan menegangkan ketika mereka menjalankan aksinya.